Senin, 04 Maret 2013
Minggu, 24 Februari 2013






Tahukah engkau rindu apa yang paling menyiksa?

Ia adalah rindu seorang ayah pada anaknya
Dan kau tahu anakku

Suara kecilmu nan indah ketika memanggilku ‘ayah’
Sudah cukup bagiku
Menjadi candu yang memompa jantungku ribuan kali lebih cepat
Mengaktifkan syaraf-syaraf motorikku untuk bekerja lebih keras
Menyuntikkan ribuan inspirasi didalam sel-sel gila otakku


Kuyakin kau juga merindu

Yang tumbuh subur menguatkanmu
Yang membuatku ingin segera menyambutmu
Menggendongmu, memanjamu

Agar kelak ia takkan sempat mengering
Anakku

Mengingat senyummu saja sudah membuatku berkaca-kaca
Tanda rindu semakin membuncah, menggemuruh, mengguncang rongga-rongga dadaku
Anakku, kelak hingga waktuku dan waktumu tiba tuk bersama
Kuingin mencipta pohon-pohon cinta


Agar kelak tak ada lagi ratapan kerinduan akan kasih yang tergesa



Hingga engkau tahu bahwa kekuatan rindu itu nyata
Mampu menguatkan akan siksa dan menghapus rasa derita
Hingga menjadikanmu memiliki jiwa yang senantiasa rindu akan serat-serat kebaikan
Laiknya saraswati yang ditunggui oleh orang-orang yang memiliki hati
Menjadi penenang bak khadijah yang menghilangkan rasa terjajah

Menjadi penggembira dan penyemangat laiknya si cantik aisyah

Mungkin terlalu tinggi anganku akanmu


Yang tanpamu hidupku serasa hampa tak bergema
Jadi biarkan ayahmu ini

Merenungi pemaknaan tiap kata yang tercipta
Mengais tiap hikmah yang tersembunyi dibalik hari-hari ini
Anakku,


Akan rasa kali ini
Karena engkau adalah puteri

Maka izinkanlah aku disini
Menyusuri jalan sunyi para sufi
Tuk sekedar mengingatmu kembali,

Agar kelak engkau mengerti

Rabu, 02 Januari 2013
Rindu tak kan putus
Rindu adalah tali yang tak pernah putus
Merentang di tiang hati, di tiang mimpi

Kadangkala di singgahi burung yang mengelakkan kabut

Pada pagi dingin yang mengaburkan sinar matahari
Rindu adalah tiang yang tak pernah tumbang
Tegak dilorong kehidupan, disepanjang labuh usia
Disitu tergantung lampu kenangan dan ingatan

Biarpun hari semakin tua dan kelam sudah bermula
Rindu adalah lorong yang tak pernah tertutup
Dari musim ke musim ia menjadi laluan
Pengembara yang mencari cintanya yang hilang
Disitu rumput yang telah lama bertukar warna
Bunga dan daun silih berganti segar dan kuncup
Rindu adalah musim yang tak pernah tentram
Resah datang gelisah berulang mengusik nasib
Hanya dzikir dan do’a menjadi penawar mereda pedih dan sakit
Dan sesekali puisi menjadi nyanyian yang mengharukan
Dalam senyap air mata perlahan-lahan menitik

Merentang di tiang hati, di tiang mimpi


Rindu adalah tiang yang tak pernah tumbang
![]() |
![]() |
Disitu tergantung lampu kenangan dan ingatan

Rindu adalah lorong yang tak pernah tertutup
Dari musim ke musim ia menjadi laluan
Pengembara yang mencari cintanya yang hilang
Disitu rumput yang telah lama bertukar warna
Bunga dan daun silih berganti segar dan kuncup

Resah datang gelisah berulang mengusik nasib

Dalam senyap air mata perlahan-lahan menitik
