




Ingin ku memberitahumu anakkuTahukah engkau rindu apa yang paling menyiksa?
Ia adalah rindu seorang ayah pada anaknya
Dan kau tahu anakku

Suara kecilmu nan indah ketika memanggilku ‘ayah’
Sudah cukup bagiku
Menjadi candu yang memompa jantungku ribuan kali lebih cepat
Mengaktifkan syaraf-syaraf motorikku untuk bekerja lebih keras
Menyuntikkan ribuan inspirasi didalam sel-sel gila otakku

Anakku,Kuyakin kau juga merindu
Yang mengakar jauh didalam tiap tatapanmuYang tumbuh subur menguatkanmu
Yang membuatku ingin segera menyambutmu
Menggendongmu, memanjamu
Menyirami akar kerinduan ituAgar kelak ia takkan sempat mengering
Anakku
Engkau tahu,Mengingat senyummu saja sudah membuatku berkaca-kaca
Tanda rindu semakin membuncah, menggemuruh, mengguncang rongga-rongga dadaku
Anakku, kelak hingga waktuku dan waktumu tiba tuk bersama
Kuingin mencipta pohon-pohon cinta
Yang akan meneduhi tiap rasa sunyi dan sepi yang sempat tercipta
Berbuah kasih sayang yang akan kita bagikan kepada mereka yang nestapaAgar kelak tak ada lagi ratapan kerinduan akan kasih yang tergesa

Anakku,
Kan kubawa engkau memaknai tiap serabut kehidupan disekitarmuHingga engkau tahu bahwa kekuatan rindu itu nyata
Mampu menguatkan akan siksa dan menghapus rasa derita
Hingga menjadikanmu memiliki jiwa yang senantiasa rindu akan serat-serat kebaikan
Laiknya saraswati yang ditunggui oleh orang-orang yang memiliki hati
Menjadi penenang bak khadijah yang menghilangkan rasa terjajah
Menjadi penyejuk laiknya lakon fatimah yang sangat ramahMenjadi penggembira dan penyemangat laiknya si cantik aisyah
Anakku,Mungkin terlalu tinggi anganku akanmu

Tapi, bukankah telah kusampaikan bahwa engkau adalah candu bagikuYang tanpamu hidupku serasa hampa tak bergema
Jadi biarkan ayahmu ini
Menuliskan bait-bait indah demi engkau yang terindahMerenungi pemaknaan tiap kata yang tercipta
Mengais tiap hikmah yang tersembunyi dibalik hari-hari ini
Anakku,
Aku tahu engkau pasti mengertiAkan rasa kali ini
Karena engkau adalah puteri
Yang memiliki hati sang dewiMaka izinkanlah aku disini
Menyusuri jalan sunyi para sufi
Tuk sekedar mengingatmu kembali,
Menjamah memori-memori yang berada disisi pelangiAgar kelak engkau mengerti
Akan abadinya cinta abu pada api


















0 komentar:
Posting Komentar